Rabu, 23 Juni 2010

Profil Ekonomi Jawa Tengah


Lokasi daerah Jawa Tengah cukup strategis karena terletak di tengah-tengah pusat kegiatan ekonomi di Pulau Jawa, yaitu antara pusat pengembangan kawasan barat, seperti Jakarta-Bogor-Tangerang serta Bekasi dan kawasan timur, yang meliputi Gresik-Bangkalan-Mojokerta-Surabaya-Sidoardjo-Lamongan (Gerbang-kertasusila); serta rencana pembangunan jalan tol di Yogyakarta-Solo-Semarang (Joglosemar).


Ditambah, adanya jalur pelayaran baik nasional maupun internasional di pelabuhan Tanjung Mas Semarang. Semua itu memungkinkan Jawa Tengah memperluas jaringan pemasaran dan perdagangan antar kota, antar pulau dan perdagangan internasionalSecara administratif, Provinsi Jawa Tengah terbagi menjadi 29 kabupaten, 7 kota, 568 kecamatan, 7.807 desa.

Jawa Tengah memiliki potensi di sektor pertanian, industri, perikanan, dan perkebunan.Hampir seluruh daerah di Jawa Tengah menghasilkan jagung, kecuali Magelang dan Pekalongan. Pengembangan komoditas karet dipusatkan di Kecamatan Wanareja dan Dayeuh Luhur Kabupaten Cilacap. Banyumas, Banjarnegara, dan Kendal .
Kopi dihasilkan oleh perkebunan rakyat di Cilacap, Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Kebumen, Purworejo, Wonosobo, Magelang, Boyolali, Klaten, Wonogiri, Karanganyar, Kudus, Semarang, Temanggung, Tegal, Kendal, Batang, Pekalongan, Pemalang, Brebes, Semarang and Salatiga.

Brebes, Cilacap, Tegal, Kebumen, Pemalang Pekalongan, Batang, Jepara, Pati, dan Rembang merupakan sentra perikanan tangkap Jawa Tengah. Kabupaten Demak memiliki daerah pantai dibagian utara Pulau Jawa dengan kehidupan masyarakat sebagian besar bermata pencaharian dibidang perikanan, baik bidang budidaya tambak maupun bidang penangkapan di laut. Pemasaran hasil penangkapan selama ini dalam bentuk ikan segar/basah dan ikan olahan, untuk usaha pengolahan ikan sebagaian besar berskala rumah tangga dengan menggunakan teknologi pengolahan yang bersifat sederhana/tradisional. Untuk menjaga dan meningkatkan mutu serta kualitas olahan perlu didirikan pabrik pengalengan ikan yang berskala besar dengan teknologi yang modern, sehingga nilai harga jual ikan olahan bisa tinggi, disisi lain dengan adanya pabrik pengalengan ikan diharapkan dapat menyerap semua semua hasil tangkapan nelayan terutama pada musim ikan melimpah dengan harga stabil.

Wonosobo, Karanganyar, Tegal, Batang, Temanggung, Kendal, Pekalongan, Pemalang, Tegal, Brebes, Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Magelang, dan Boyolali merupakan sentra produksi teh.

Sebagian besar daerah di Jawa Tengah menghasilkan kelapa. Brebes, Tegal, Pemalang, Pekalongan, Kudus, Pati, Sragen, Karanganyar, dan Klaten merupakan sentra produksi tebu. Pemalang, Jepara, Batang, and Cilacap merupakan sentra komoditi kakao, baik berasal dari perkebunan rakyat, swasta, maupun negara. Tekstil merupakan investasi yang juga menjanjikan di Jawa Tengah. Cukup banyak ditemukan perusahaan yang bergerak di bidang industri tekstil seperti PT. Sritex, PT. Tyfountex, PT. Apac Inti Corpora, PT. Mutu Gading Tekstil, dsb. Mitra usaha juga mulai Lokasi daerah Jawa Tengah cukup strategis karena terletak di tengah-tengah pusat kegiatan ekonomi di Pulau Jawa, yaitu antara pusat pengembangan kawasan barat, seperti Jakarta-Bogor-Tangerang serta Bekasi dan kawasan timur, yang meliputi Gresik-Bangkalan-Mojokerta-Surabaya-Sidoardjo-Lamongan (Gerbang-kertasusila); serta rencana pembangunan jalan tol di Yogyakarta-Solo-Semarang (Joglosemar). Ditambah, adanya jalur pelayaran baik nasional maupun internasional di pelabuhan Tanjung Mas Semarang. Semua itu memungkinkan Jawa Tengah memperluas jaringan pemasaran dan perdagangan antar kota, antar pulau dan perdagangan internasionalSecara administratif, Provinsi Jawa Tengah terbagi menjadi 29 kabupaten, 7 kota, 568 kecamatan, 7.807 desa.

Jawa Tengah memiliki potensi di sektor pertanian, industri, perikanan, dan perkebunan.Hampir seluruh daerah di Jawa Tengah menghasilkan jagung, kecuali Magelang dan Pekalongan. Pengembangan komoditas karet dipusatkan di Kecamatan Wanareja dan Dayeuh Luhur Kabupaten Cilacap. Banyumas, Banjarnegara, dan Kendal .Kopi dihasilkan oleh perkebunan rakyat di Cilacap, Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Kebumen, Purworejo, Wonosobo, Magelang, Boyolali, Klaten, Wonogiri, Karanganyar, Kudus, Semarang, Temanggung, Tegal, Kendal, Batang, Pekalongan, Pemalang, Brebes, Semarang and Salatiga.

Brebes, Cilacap, Tegal, Kebumen, Pemalang Pekalongan, Batang, Jepara, Pati, dan Rembang merupakan sentra perikanan tangkap Jawa Tengah. Kabupaten Demak memiliki daerah pantai dibagian utara Pulau Jawa dengan kehidupan masyarakat sebagian besar bermata pencaharian dibidang perikanan, baik bidang budidaya tambak maupun bidang penangkapan di laut. Pemasaran hasil penangkapan selama ini dalam bentuk ikan segar/basah dan ikan olahan, untuk usaha pengolahan ikan sebagaian besar berskala rumah tangga dengan menggunakan teknologi pengolahan yang bersifat sederhana/tradisional. Untuk menjaga dan meningkatkan mutu serta kualitas olahan perlu didirikan pabrik pengalengan ikan yang berskala besar dengan teknologi yang modern, sehingga nilai harga jual ikan olahan bisa tinggi, disisi lain dengan adanya pabrik pengalengan ikan diharapkan dapat menyerap semua semua hasil tangkapan nelayan terutama pada musim ikan melimpah dengan harga stabil.

Wonosobo, Karanganyar, Tegal, Batang, Temanggung, Kendal, Pekalongan, Pemalang, Tegal, Brebes, Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Magelang, dan Boyolali merupakan sentra produksi teh.

Sebagian besar daerah di Jawa Tengah menghasilkan kelapa. Brebes, Tegal, Pemalang, Pekalongan, Kudus, Pati, Sragen, Karanganyar, dan Klaten merupakan sentra produksi tebu. Pemalang, Jepara, Batang, and Cilacap merupakan sentra komoditi kakao, baik berasal dari perkebunan rakyat, swasta, maupun negara. Tekstil merupakan investasi yang juga menjanjikan di Jawa Tengah. Cukup banyak ditemukan perusahaan yang bergerak di bidang industri tekstil seperti PT. Sritex, PT. Tyfountex, PT. Apac Inti Corpora, PT. Mutu Gading Tekstil, dsb. Mitra usaha juga mulai melirik komiditi getah pinus, batik, logam, garam, peternakan sapi, kayu, eceng gondok, kain tenun, dan bahan bangunan.Batu kapur, minyak atsiri, dan minyak biji jarak merupakan peluang usah yang muncul di Jawa Tengah.Kabupaten Rembang memiliki bermacam bahan tambang. Batu kapur tersebar mencapai 30% luas daratan dengan keputihan mencapai 93% dan kandungan CaCO3 diatas 90%. Aplikasi penggunaan kapur: GCC, Quicklime, Hydrated lyme and Precipited Calcium Carbonate (PCC). Potensi pasar Quicklime dan Hydrated Lyme nasional sebesar 3,1 juta ton/tahun, kapasitas produksi nasional sebesar 1,3 juta ton, peluang pasar sebesar 1,7 juta ton. Dengan demikian perlu dikembangkan industri yang berbasis bahan galian batu gamping menjadi suatu produk yang mempunyai nilai ekonomis dan nilai tambah yang tinggi.

Proyek pembangunan pabrik gula tumbu, berlokasi di Kecamatan Pamotan Kabupaten Rembang, dengan lingkup kegiatan pengembangan areal tebu, pengadaan sarana produksi, dan pembangunan pabrik gula tumbu. Manfaat yang diharapkan adalah optimalisasi pemanfaatan lahan kering, peningkatan produksi gula, meningkatkan ketersediaan tenaga kerja dan meningkatkan pendapatan petani. Adapun aspek teknis proyek itu adalah perluasan areal tanaman tebu seluas 5000 Ha dan kapasitas produksi gula tumbu 40000 ton/musim. Produksi minyak atsiri (nilam, cengkeh) Kabupaten Batang hampir seluruhnya dipasarkan ke luar negeri. Minyak ini dihasilkan dengan cara ekstraksi daun nilam dan cengkeh. Produk ini digunakan sebagai bahan baku yang penting dalam industri wangi-wangian (perfumery), kosmetik dll.

Sektor pariwisata juga merupakan salah satu sektor andalan Propinsi Jawa Tengah. Daerah ini memiliki obyek wisata yang beragam, baik wisata alam, budaya, maupun sejarah. Wisata alam terdapat di Tawangmangu, Baturaden, Dieng, Kopeng, Teluk Penyu di Cilacap, Pantai Kartini di Jepara, Pantai Widuri di Pemalang, Gua Petruk, Gua Lawa, Gua Jatijajar, sarang burung walet di Kebumen dan Nusa Kambangan. Wisata budaya di Jateng antara lain adalah Candi Borobudur (termasuk satu di antara 10 keajaiban dunia); Candi Prambanan, Candi Gedong Songo, dan Candi Sukuh. Sementara itu, wisata sejarah meliputi museum Sangiran di Surakarta, museum Mangkunegaran di Surakarta, Keraton Surakarta, makam Sunan Kalijaga di Kadilangu, Demak, makam Sunan Muria, Masjid Demak peninggalan para Wali pada abad ke16 dan museum Kartini.

Sebagai tujuan investasi, provinsi ini juga memiliki berbagai sarana dan prasarana penunjang diantaranya Kawasan Industri Terboyo Semarang, Candi Industrial Estate, Kawasan Industri Tugu Wijayakusuma, LIK Bugangan Baru Semarang, Taman Industri BSB dan kawasan industri Tanjung Emas Export Processing Zone yang terletak di Semarang, Bandara Achmad Yani di Semarang, Bandara Adi Sumarmo di Surakarta, Bandara Dewadaru di Karimunjawa dan Bandara Tunggul Wulung di Cilacap serta memiliki Pelabuhan Batang, Pelabuhan Brebes, Pelabuhan Tanjung Intan, Pelabuhan Pekalongan, Pelabuhan Tegal, Dermaga PT. Sriboga Ratu Raya, Dermaga Khusus PERTAMINA Upms IV,dan Pelabuhan Jepara.


Sumber :
http://regionalinvestment.com/newsipid/displayprofil.php?ia=33


Sumber Gambar:
http://www.mediaindonesia.com/spaw/uploads/images/article/image/20090831_054138_emas-b.jpg

Tidak ada komentar:

Posting Komentar